Jumat, 30 Oktober 2009

Flash back lahirnya Bidadari Kecilku part 2

Tanggal 23 April '09, kamis malam pukul 01.00 dini hari, saat lagi nyenyaknya tidur, bunda dikagetkan oleh cairan yang keluar dari jalan lahir si kecil, jumlahnya pun banyak sekali. Langsung bunda lari ke kamar mandi, ternyata yang keluar itu darah, setelah itu langsung deh perut bunda mules banget. Kata ayah besok kita periksa lagi ke Puskesmas Pembina Kembangan (tanggal perkiraan 30 April waktu terakhir USG). Paginya setelah diperiksa, ternyata sudah pembukaan 2, otomatis bunda sudah ga boleh pulang lagi, apalagi rumahnya jauh, akhirnya ayah pulang sendiri untuk ambil baju, perlengkapan yang lain (sudah disiapkan jauh-jauh hari) plus jemput ibu (mertua) (untuk temani bunda).

Di Puskesmas yang sudah seperti Rumah Sakit itu bunda ditempatin dikamar VIP (ada ac, kulkas, toilet, sofa, gratis pula), dikamar bunda cuma bisa jalan-jalan sambil dengerin MP4 untuk ngurangin tegangnya bunda (saking tegangnya tensi bunda sampai naik waktu diperiksa). Bunda kabarin mbah kung & mbah uti cikupa, siapa tahu bisa datang, ternyata masih nanti malam datangnya, ya sudah harapan bunda cuma ibu (mertua). Setelah 1 jam menunggu ibu datang dengan wajah tegang yang langsung bunda sambut dengan senyum (sambil nahan sakit), ayah langsung naik ke lantai 3 untuk kerja. Jam 12 siang bunda di periksa lagi, ternyata sudah pembukaan 4, kata bidan selaputnya tipis kemungkinan lahirnya mudah (bunda cuma bisa bilang amin), tambah semangat bunda jalan-jalan keliling ruang bersalinnya.

Entah kenapa bunda ga ada keinginan sama sekali untuk makan, bahkan kalau dipaksa pun makanannya keluar lagi, lemas banget rasanya tapi bunda masih mau jalan-jalan biar si kecil cepat lahir. Jam 4 sore bunda diperiksa lagi ternyata masih pembukaan 4, bidan saranin di infus untuk mempercepat pembukaan, tapi entah kenapa pembuluh darahnya susah diraba sampai ditusuk beberapa kali pergelangan tangan bunda (sakiiit). Tapi karena bunda jalan-jalan setelah infus dipasang (harusnya berbaring aja), darah bunda berbalik mengalir ke selang infus, wah paniklah bunda dan ibu. Akhirnya bunda di omelin bidan dan disuruh berbaring dikamar.

Maghrib pun tiba, tenaga bunda makin habis (karna belum makan sama sekali dari pagi), mulesnya pun makin ga bisa ditahan walaupun sudah di usap-usap depan dan belakang, tangan bunda juga bengkak karna infus tidak mengalir. Akhirnya bunda di masukkan lagi ke ruang bersalin untuk buka infus sekalian pemeriksaan dalam lagi, tapi karna baru pembukaan 5 akhirnya boleh ke kamar lagi. Pembukaan 6 terjadi jam 8 malam, itu pun bunda sudah nggak boleh kemana-mana lagi, ugh makin ga tahan; sakit, mules, mual, plus ngantuk.

Bunda cuma bisa beristighfar, bertakbir, bertahmid yang banyak biar Allah meringankan sakit ini. Ayah sampai ga tega liat bunda, akhirnya bilang, "ayah ngajiin ya bun?" Bunda cuma bisa mengiyakan, walaupun geli dalam hati, kayak bunda sudah meninggal aja, tapi.. ajaib deh dengar tilawah ayah serasa hilang rasa sakitnya (walaupun masih terasa) plus berjuta-juta kehangatan mengalir lembut ke hati bunda.

Jam 10,

Flash back lahirnya Bidadari Kecilku

Walaupun bunda tau ini udah telat, tapi bunda fikir ga apa-apa deh, daripada bunda lupa, secara blog'nya bunda kan baru jadi. Bunda mo flash back kisah kelahiran Bidadari Kecil'nya bunda, yang menurut bunda sedikit mengharukan.

Saat bunda sadar ada makhluk kecil tumbuh di rahim bunda, saat itu bunda lagi ada di Bali (acara kantor) tanggal 18-22 Agustus 2008. Seminggu sebelum keberangkatan bunda memang sudah telat haid, tapi ga terlalu yakin karena tiap bunda testpack hasilnya selalu negative, jadi bunda fikir mungkin kecapekan jadi telat haidnya. Tapi selama di Bali, bunda ga haid juga, malah timbul gejala hamil; ga bisa nahan buang air kecil sama sekali. Apalagi waktu jalan-jalan ke Tanah Lot, ugh hampir aja bunda pipis bukan ditoilet :D untung aja masih bisa ditahan. Pulang dari Bali bunda langsung testpack, eh ternyata hasilnya positif, Alhamdulillah ini bener-bener karunia indah dari Allah. Tapi bunda khawatir, karena selama di Bali makannya bunda bener-bener berantakan, apalagi kalo ga cocok sama menunya, langsung deh seduh pop mie. Mudah-mudahan aja kelalaian bunda ga berpengaruh terhadap janin yang sedang perlu nutrisi untuk tumbuh ini.

Masa trimester pertama, bunda lalui dengan berat; muntah, mual, plus ga doyan makan sama sekali. Apa aja yang masuk langsung keluar lagi, lebih parah lagi kalo makannya telat (walaupun telat semenit), obat & vitamin dari bidan sama sekali ga membantu. Akhirnya full 1 bulan Ramadhan bunda ga puasa karna kondisi bunda yang seperti itu (juga karena bunda khawatir dengan janin ini). Ohya ada 1 cerita tentang trimester pertama, waktu kerumah temennya ayah, kita ditawarin air oxy (air dengan kandungan oksigen tinggi) katanya bagus untuk perkembangan janin diminum saat bangun tidur pagi sebelum makan apapun. Karena bunda ingin yang terbaik untuk janin ini, akhirnya bunda coba, eh ternyata hsilnya langsung terasa setelah minum 1 botol. Bunda langsung muntah-muntah banyak banget (sampai keluar cairan kuning yang super pahit), setelah itu bunda coba makan, ternyata langsung keluar juga makanannya, malah lebih banyak dari yang dimakan. Makan siang juga sama nasibnya, makan sore juga, akhirnya perut bunda ga kemasukan makanan sama sekali sampai besok harinya :( kapok deh ga akan pernah minum lagi, sumpah.

Trimester kedua, sudah lebih mudah bunda lalui (karena morningsick'nya masih terasa), tapi bunda sudah bisa merasakan gerakan si kecil di rahim bunda. Amazing deh rasanya, ga percaya kalo ada makhluk kecil dirahim bunda. Saking penasarannya ayah dan bunda mutusin untuk USG, dan ternyata makhluk kecil itu memang sedang bergerak-gerak dengan lincahnya, detak jantungnya pun sudah kuat, ughh bunda jadi pengen lihat langsung dengan mata bunda sendiri. Karena ayah dan bunda selalu kangen dengan si kecil, akhirnya tiap bulan deh kita USG :) rasanya seneng banget kalo sudah lihat si kecil nendang-nendang, mainan tangan, isap jempolnya.

Trimester ketiga pun tiba, ga terasa sebentar lagi si kecil hadir, padahal ayah dan bunda belum persiapan apa-apa. Akhirnya suatu hari pas weekend, ayah dan bunda langsung borong perlengkapan bayi ditoko dekat rumah. Lumayan seh ga terlalu mahal, cuma habis sekitar 300 ribuan (itu baru baju, belum perlengkapan mandi dan yang lain). Ga sabar deh rasanya mo lihat makhluk yang selalu nendang bunda tiap bunda mo tidur, trus tidur tiap bunda beraktivitas, mutar-mutar tiap bunda setel musik/nasyid. Padahal temen-temen bunda yang hamilnya deket-deketan dengan bunda, sudah pada lahiran semua, jelas bunda jadi deg-degan. Walaupun bunda tau semua itu hak Allah, tapi tetap aja rasa khawatir dan was-was itu tetap ada. Bahkan saking khawatirnya, bunda mutusin USG lagi di detik-detik menjelang kelahiran si kecil ( kamis, 23 April '09) di Puskemas Pembina Kembangan (kantor ayah, jd gratis), dari layar monitor kelihatan si kecil masih menendang dengan lincahnya, ga ada yang perlu di khawatirkan, baru deh tenang bunda.

Tapi, ow-oowww, malamnya sepulang USG ada bercak-bercak merah yang keluar, apa ini waktunya...

To be continued...

Rabu, 28 Oktober 2009

Tips Memerah ASI

• Memerah ASI lebih mudah dilakukan bila anda dalam keadaan relaks & cobalah untuk menarik napas dalam-dalam
• Rutinitas dapat membantu proses relaksasi tubuh, siapkan pompa, lihat album foto bayi, buat secangkir teh atau hal-hal lainnya dapat anda lakukan menjadi semacam ritual persiapan
• Kebanyakan wanita merasa lebih mudah memerah ASI bila bersama bayi. Bila anda tidak dapat berada dalam satu ruangan dengan bayi, melihat foto bayi, mencium bau bayi atau membayangkan anda sedang menyusui bayi mungkin dapat membantu
• Jangan cemaskan jumlah ASI yang anda peroleh, bayi lebih efektif mendapatkan ASI bila langsung menyusu pada anda, dan mencemaskan bahwa anda tidak memperoleh ASI sebanyak yang diperlukan akan membuat tubuh melepaskan adrenalin, yang bekerja melawan oksitosin yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi ASI
• Pastikan anda memerah hingga mendapatkan Hind Milk, yaitu ASI yang lebih pekat dan putih, yang keluar setelah ASI pertama yang lebih encer
• Kebanyakan wanita mendapatkan beberapa Let-Down dalam satu sesi pemerahan Jadi jika anda merasa aliran ASI agak berkurang, lebih baik pemerahan tetap diteruskan sambil menunggu Let-Down berikutnya. Let-Down terasa sebagai suatu sensasi tertentu di daerah payudara yang diikuti aliran ASI yang deras, dirasakan beberapa menit setelah bayi menyusu. Let-Down dapat terjadi dengan menyusui, melihat, mendengar bayi menangis atau hanya dengan memikirkan bayi)
• Sebaliknya, memerah lebih dari 20 menit pada satu payudara tidak direkomendasikan karena akan merusak payudara
• Pijatan dari bagian luar payudara ke arah putting dan gerakan jari yang membentuk lingkaran-lingkaran kecil akan membantu payudara agar siap untuk diperah, dan dapat dilakukan setiap aliran ASI dirasakan berkurang
• Anda mungkin akan lebih mudah memerah selagi bayi menyusu pada payudara lainnya. Hal ini memerlukan keahlian tertentu dan mungkin diperlukan bantuan dari orang lain
• Mengompres payudara dengan handuk hangat atau mandi air hangat juga dapat membantu
• Bila anda memerah secara rutin, cobalah untuk memerah pada waktu dan tempat yang sama. Tubuh anda akan beradaptasi dengan cepat
• Jangan terkejut bila pada sesi-sesi pertama pemerahan anda tidak mendapatkan banyak ASI. Cobalah lagi hari berikutnya pada waktu yang berbeda, dan lihat hasilnya
• Kebanyakan wanita dapat memperoleh lebih banyak ASI perah pada pagi hari ketimbang malam hari. Produksi ASI bervariasi sepanjang hari dan dari hari ke hari, jadi jangan berharap anda akan selalu mendapatkan jumlah ASI yang sama
• Jika anda berusaha untuk meningkatkan produksi ASI perah, cobalah untuk memerah pada malam hari sebelum tidur. Walaupun produksi ASI anda mungkin tidak banyak, rata-rata jumlah hormon di dalam tubuh menunjukkan bahwa menyusui atau memerah ASI di malam hari merupakan waktu dimana persediaan paling banyak.
• Kebanyakan ahli berpendapat diperlukan waktu 3 hari untuk menstimulasi tubuh agar dapat memproduksi ASI sesuai dengan kebutuhan. Jadi jika anda menambahkan sesi pemerahan, tambahkan pula sesi menyusui kepada bayi sampai tercapai jumlah produksi ASI yang diinginkan.
• Penelitian menunjukkan pemerahan dengan menggunakan tangan menghasilkan ASI yang lebih banyak mengandung Hind Milk yang kaya lemak dibandingkan dengan menggunakan pompa, dan ASI yang mengandung Hind Milk ini akan lebih banyak diperoleh bila kedua payudara diperah pada saat yang sama
• Bila anda memerah dari satu payudara, dianjurkan untuk memerah sampai aliran ASI berkurang secara signifikan, baru kemudian perahlah payudara lainnya, dan seterusnya dilakukan secara bergantian


Diterjemahkan oleh Dini dari General Expressing Milk, www.breastfeedingandbabywearing.co.uk
Kontribusi artikel oleh Dera Natalia, berdasarkan sharing pengalaman di milis BeingMoM

Proses UHT: Upaya Penyelamatan Gizi Pada Susu

Sumber : WASPADA Online
Oleh : Prof Dr Ir Made Astawan MS

Susu merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang baru dilahirkan. Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena kandungan zat gizinya yang lengkap. Selain air, susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D dalam jumlah memadai. Manfaat susu merupakan hasil dari interaksi molekul-molukel yang terkandung di dalamnya.

Susu segar merupakan cairan yang berasal dari kambing sapi sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun (SNI 01-3141-1998). Dalam prakteknya sangat kecil peluang kita untuk mengonsumsi susu segar definisi SNI tersebut di atas. Umumnya susu yang dikonsumsi masyarakat adalah susu olahan baik dalam bentuk cair (susu pasteurisasi, susu UHT) maupun susu bubuk.

Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi perlakuan panas sekitar 63-72 derjat Celcius selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh bakteri patogen. Susu pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah (5-6 derjat Celcius) dan memiliki umur simpan hanya sekitar 14 hari.

Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau tanpa rekombinasi dengan zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian dikeringkan. Umumnya pengeringan dilakukan dengan menggunakan spray dryer atau roller drayer. Umur simpan susu bubuk maksimal adalah 2 tahun dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu susu bubuk berlemak (full cream milk prowder), susu bubuk rendah lemak (partly skim milk powder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk prowder)
(SNI 01-2970-1999).

Susu UHT (ultra high temperature) merupakan susu yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat (135-145 derjat Celcius) selama 2-5 detik (Amanatidis, 2002). Pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan spora. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti susu segarnya.

Proses Susu UHT

Susu cair segar UHT dibuat dari susu cair segar yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang sangat singkat untuk membunuh seluruh mikroba, sehingga memiliki mutu yang sangat baik.
Secara kesuluruhan faktor utama penentu mutu susu UHT adalah bahan baku, proses pengolahan dan pengemasannya. Bahan baku susu UHT cair segar adalah
susu segar yang memiliki mutu tinggi terutama dalam komposisi gizi. Hal ini didukung oleh perlakuan pra panen hingga pasca panen yang terintegrasi. Pakan sapi harus diatur agar bermutu baik dan mengandung zat-zat gizi yang memadai, bebas dari antibiotika dan bahan-bahan toksis lainnya. Dengan demikian, sapi perah akan menghasilkan susu dengan komposisi gizi yang baik. Mutu susu segar juga harus didukung oleh cara pemerahan yang benar termasuk di dalamnya adalah pencegahan kontaminasi fisik dan mikrobiologis dengan sanitasi alat pemerah dan sanitasi pekerja. Susu segar yang baru diperah harus diberli perlakuan dingin termasuk transportasi susu menuju pabrik.

Pengolahan di pabrik untuk mengkonversi susu segar menjadi susu UHT juga harus dilakukan dengan sanitasi yang maksimum yaitu dengan menggunakan alat-alat yang steril dan meminimumkan kontak dengan tangan. Seluruh
proses dilakukan secara aseptik.

Susu UHT dikemas secara higienis dengan menggunakan kemasan aseptik multilapis berteknologi canggih, Kemasan multilapis ini kedap udara sehingga bakteri pun tak dapat masuk ke dalamnya. Karena bebas bakteri
perusak minuman, maka susu UHT pun tetap segar dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu kemasan multilapis susu UHT ini juga kedap cahaya sehingga cahaya ultra violet tak akan mampu menembusnya dengan terlindungnya dari sinar ultra violet maka kesegaran susu UHT pun akan tetap terjaga. Setiap kemasan aseptik multilapis susu UHT disterilisasi satu per satu secara otomatis sebelum diisi dengan susu. Proses tersebut secara otomatis dilakukan hampir tanpa adanya campur tangan manusia sehingga menjamin produk yang sangat higienis dan memenuhi standar kesehatan internasional.

Dengan demikian teknologi UHT dan kemasan aseptic multilapis menjamin susu UHT bebas bakteri dan tahan lama tidak membutuhkan bahan pengawet dan tak perlu disimpan di lemari pendingin hingga 10 bulan setelah diproduksi.

Keunggulan Susu UHT

Kelebihan-kelebihan susu UHT adalah simpannya yang sangat panjang pada susuh kamar yaitu mencapai 6-10 bulan tanpa bahan pengawet dan tidak perlu dimasukkan ke lemari pendingin. Jangka waktu ini lebih lama dari umur simpan produk susu cair lainnya seperti susu pasteurisasi. Selain itu susu UHT merupakan susu yang sangat higienis karena bebas dari seluruh mikroba
(patogen/penyebab penyakit dan pembusuk) serta spora sehingga potensi kerusakan mikrobiologis sangat minimal, bahkan hampir tidak ada. Kontak panas yang sangat singkat pada proses UHT menyebabkan mutu sensori (warna, aroma dan rasa khas susu segar) dan mutu zat gizi, relatif tidak berubah.

Proses pengolahan susu cair dengan teknik sterilisasi atau pengolahan menjadi susu bubuk sangat berpengaruh terhadap mutu sensoris dan mutu gizinya terutama vitamin dan protein. Pengolahan susu cair segar menjadi susu UHT sangat sedikit pengaruhnya terhadap kerusakan protein. Di lain pihak kerusakan protein sebesar 30 persen terjadi pada pengolahan susu cair
menjadi susu bubuk.

Kerusakan protein pada pengolahan susu dapat berupa terbentuknya pigmen coklat (melanoidin) akibat reaksi Mallard. Reaksi Mallard adalah reaksi pencoklatan non enzimatik yang terjadi antara gula dan protein susu
akibat proses pemanasan yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama seperti pada proses pembuatan susu bubuk. Reaksi pencoklatan tersebut menyebabkan menurunnya daya cerna protein.

Proses pemanasan susu dengan suhu tinggi dalam waktu yang cukup lama juga dapat menyebabkan terjadinya rasemisasi asam-asam amino yaitu perubahan konfigurasi asam amino dari bentuk L ke bentuk D. Tubuh manusia umumnya hanya dapat menggunakan asam amino dalam bentuk L. Dengan demikian proses rasemisasi sangat merugikan dari sudut pandang ketersediaan biologis asam-asam amino di dalam tubuh.

Reaksi pencoklatan (Mallard) dan rasemisasi asam amino telah berdampak kepada menurunnya ketersedian lisin pada produk-produk olahan susu. Penurunan ketersediaan lisin pada susu UHT relatif kecil yaitu hanya mencapai 0-2 persen. Pada susu bubuk penurunannya dapat mencapai 5-10 persen.

Tip Penggunaan Susu UHT :

1. Apabila kemasan susu UHT telah dibuka, maka susu tersebut harus disimpan
pada refrigerator.

2. Susu UHT harus dihindarkan dari penyimpanan pada suhu tinggi (di atas 50
derajat Celcius) karena dapat terjadi gelasi yaitu pembentukan gel akibat kerusakan protein.

3. Kerusakan susu UHT sangat mudah dideteksi secara visual, ciri utama yang umum terjadi adalah kemasan menggembung. Gembungnya kemasan terjadi akibat kebocoran kemasan yang memungkinkan mikroba-mikroba pembusuk tumbuh dan memfermentasi susu. Fermentasi susu oleh mikroba pembusuk menghasilkan gas CO2 yang menyebabkan gembung.

4. Kerusakan juga ditandai oleh timbulnya bau dan rasa yang masam. Selain menghasilkan gas, aktivitas fermentasi oleh mikroba pembusuk juga menghasilkan alkohol dan asam-asam organik yang menyebabkan susu menjadi berflavor dan beraroma masam.

5. Hindari mengkonsumsi susu UHT yang telah mengental. Fermetasi susu oleh bakteri pembusuk juga pembusuk juga menyebabkan koagulasi dan pemecahan protein akibat penurunan pH oleh asam-asam organik. Koagulasi dan pemecahan protein inilah yang menyebabkan tekstur susu rusak yaitu menjadi pecah dan agak kental.

Join d'BC Network

PERDARAHAN PASCA PERSALINAN (HEMORAGIA POSTPARTUM - HPP)

Adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah anak lahir.

Perdarahan primer : terjadi dalam waktu 24 jam pascapersalinan.
Perdarahan sekunder : terjadi dalam waktu sesudah 24 jam pertama pascapersalinan itu.

Masalah di Indonesia
Sebagian besar persalinan terjadi tidak di rumah sakit, sehingga sering pasien yang bersalin di luar kemudian terjadi HPP terlambat datang di rumah sakit, waktu tiba keadaan umum / hemodinamiknya sudah memburuk.
Akibatnya mortalitas tinggi.

KEMUNGKINAN PENYEBAB

1. atonia uteri
2. perlukaan jalan lahir
3. pelepasan plasenta dari uterus
4. tertinggalnya sebagian plasenta dalam uterus (retensio, akreta, suksenturiata..)
5. kelainan proses pembekuan darah akibat hipofibrinogenemia
6. iatrogenik - tindakan yang salah untuk mempercepat kala 3 : penarikan tali pusat, penekanan uterus ke arah bawah untuk mengeluarkan plasenta dengan cepat, dan sebagainya.


DIAGNOSIS

Prinsip 1:
1. bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak lahir, pertama-tama dipikirkan bahwa perdarahan tersebut berasal dari retensio plasenta atau plasenta lahir tidak lengkap.
2. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan pada jalan lahir.

Jika perdarahan masif, diagnosis relatif lebih mudah.
HATI-HATI pada perdarahan lambat, sedikit-sedikit tapi terus-menerus, dapat tidak terdeteksi / terdiagnosis.
Sehingga pada perawatan pascapersalinan perlu observasi klinis dan laboratorium serial.

PRINSIP 2:
Perdarahan hanyalah GEJALA !! Harus diketahui dan ditatalaksana penyebabnya !!!
Bukan sekedar memperbaiki Hb !!
(misalnya dengan transfusi, obat2an hematinik, begitu..)

Bedakan :
Perdarahan karena perlukaan jalan lahir, kontraksi uterus baik.
Perdarahan karena atonia uteri atau sisa plasenta, kontraksi uterus kurang baik.


PENATALAKSANAAN

Terapi terbaik adalah PENCEGAHAN sejak masa antenatal. Tatalaksana anemia dengan nutrisi / gizi dan obat hematinik, vitamin, mineral. Jika ada faktor risiko, dapat dilakukan autotransfusi / transfusi homologus (pasien menabung darahnya sendiri untuk digunakan waktu persalinan).

Pada waktu persalinan, siapkan keperluan untuk resusitasi dan transfusi.

Segera sesudah bayi lahir, injeksi intramuskular ergometrin dan / atau oksitosin untuk meningkatkan kontraksi uterus (dilakukan juga pada persalinan normal biasa)

HATI-HATI pada kehamilan gemelli / kembar yang tidak diketahui sebelumnya, pemberian uterotonik setelah bayi lahir dapat menyebabkan terjepit / terperangkapnya bayi kedua yang masih berada di dalam.

URUTAN / SISTEMATIKA TINDAKAN PADA KASUS
PERDARAHAN PASCAPERSALINAN

1. segera sesudah bayi lahir, injeksi intramuskular ergometrin dan / atau oksitosin untuk meningkatkan kontraksi uterus (dilakukan juga pada persalinan normal biasa)

2. jika terjadi perdarahan, sementara plasenta belum lahir (paling lama 30 menit sesudah bayi lahir), lakukan manuver aktif untuk mengeluarkan plasenta (dianjurkan cara Brandt-Andrews atau manual - lihat kuliah pimpinan persalinan normal)

3. jika terdapat sisa plasenta yang sulit dikeluarkan (retensio / inkreta / akreta / perkreta dsb), sementara perdarahan berjalan terus, mulai dipikirkan pertimbangan untuk laparotomi / histerektomi.

4. usaha untuk menghentikan perdarahan sementara, dapat dengan kompresi bimanual dan massage (Eastman / Dickinson).

5. Dapat juga dilakukan pemasangan tampon uterovaginal, dengan kasa gulung panjang yang dipasang padat memenuhi uterus sampai vagina, dipertahankan selama 12-24 jam.

6. jika akhirnya diputuskan tindakan laparotomi, lakukan ikatan arterii hipogastrika kanan dan kiri, serta, alternatif terakhir, histerektomi

Untuk histerektomi, HARUS diyakini benar bahwa perdarahan berasal dari sisa implantasi plasenta atau dari dinding uterus, bukan dari robekan / perlukaan jalan lahir lainnya atau dari gangguan hematologi lainnya.


perdarahan pasca persalinan 1
Mengatasi Perdarahan pada Ibu Melahirkan
Senin, 12 Feb 2001 17:39:21

Pdpersi, Jakarta - Banyak masalah yang kini diwaspadai pakar kesehatan Indonesia berkaitan dengan terus berlangsungnya krisis multidimensial di negeri ini. Diantara masalah itu adalah, bangkitnya kembali angka kesakitan dan kematian akibat TB Paru, "lost generation" akibat kurang gizi pada anak, dan kematian ibu-anak dalam proses kelahiran.

Indonesia tercatat sebagai negara dengan angka kematian maternal yang masih tinggi. Selain faktor kemiskinan dan masalah aksesibilitas penanganan kelahiran, 75 persen hingga 85 persen kematian maternal disebabkan obstetri langsung, terutama akibat perdarahan. Padahal, 90 persen dari kematian itu bisa dihindari.

Walau kebanyakan ibu sudah memeriksakan kehamilannya di pusat pelayanan kesehatan secara teratur, namun 70 persen persalinan masih terjadi di rumah. Masalahnya, sangat sedikit pihak yang mengetahui diagnosa dan pengelolaan perdarahan akibat keadaan "darurat" ini. Jika saja hal ini bisa dilakukan, bukan mustahil angka kematian ibu dapat ditekan.

Perdarahan Pasca Persalinan

Dalam buku "Panduan Kesehatan Keluarga" disebutkan, batasan perdarahan pasca persalinan adalah setiap perdarahan yang lebih dari 500 cc (perdarahan abnormal atau patologik), yang terjadi dua hingga empat jam pertama setelah anak lahir. Perdarahan dianggap normal (fisiologik) manakala darah yang keluar kurang dari 500 cc.

Berbagai penyebab perdarahan pada persalinan adalah:

* Perdarahan karena atonia uteri, terjadi bila kontraksi rahim kurang baik atau lembek. Perdarahannya berasal dari bekas menempelnya plasenta, akibat terbukanya pembuluh darah besar pada plasenta yang lepas sebagian atau lepas keseluruhan.
* Perdarahan karena robekan jalan lahir.
* Perdarahan akibat gangguan pembekuan darah (jarang).

Bila dihadapkan dengan perdarahan pasca persalinan, pertanyaan pertama yang harus dijawab adalah, apakah perdarahan terjadi akibat robekan jalan lahir (biasanya robekan serviks/leher rahim), atau apakah karena kontraksi rahim kurang baik (atonia uteri)?

Penanganan setiap keadaan (robekan jalan lahir atau atonia uteri), memerlukan pengelolaan yang berlainan. Apabila ternyata perdarahan yang terjadi bukan akibat robekan jalan lahir, maka pertanyaan yang diajukan berikutnya adalah, apakah ari-ari (plasenta) sudah lahir atau belum?

Nah, upaya membedakan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri dan robekan jalan lahir adalah:

* Atonia uteri (sebelum/sesudah plasenta lahir).
1. Kontraksi uterus lembek, lemah, dan membesar (fundus uteri masih tinggi.
2. Perdarahan terjadi beberapa menit setelah anak lahir.
3. Bila kontraksi lembek setelah masase atau pemberian uterotonika, kontraksi tidak atau lambat menjadi keras.
* Robekan jalan lahir (robekan jaringan lunak).
1. Kontraksi uterus kuat, keras dan mengecil.
2. Perdarahan terjadi langsung setelah anak lahir. Perdarahan ini terus-menerus. Penanganannya, ambil spekulum dan cari robekan.
3. Setelah dilakukan masase atau pemberian uterotonika langsung mengeras tapi perdarahan tidak berkurang.

Dalam keadaan apapun, robekan jalan lahir harus dapat dikesampingkan. Tak jarang, perdarahan terjadi karena atonia dan robekan. Perdarahan pada kala III (kala uri) sebelum atau sesudah lahirnya plasenta, merupakan penyebab utama kematian ibu bersalin. Salah satu upaya mengatasi perdarahan pasca persalinan ini adalah dengan obat.

Pencegahan dengan Obat

Yang dimaksud pencegahan dengan obat adalah pemberian obat uterotonika setelah lahirnya plasenta. Namun, pemberian obat ini sama sekali tidak dibolehkan sebelum bayi lahir. Keuntungan pemberian uterotonika ini adalah untuk mengurangi perdarahan kala III dan mempercepat lahirnya plasenta. Karena itu, pemberian pencegahan dapat diberikan pada setiap persalinan atau bila ada indikasi tertentu.

Indikasi yang dimaksud, adalah hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca persalinan. Yaitu;

* Riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya:
1. Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.
2. Grande multipara (lebih dari empat anak).
3. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
4. Bekas operasi Caesar.
5. Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
* Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik, ibu seyogyanya melahirkan dirumah sakit, dan jangan di rumah sendiri. hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:
1. Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum, forsep.
2. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak besar.
3. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
4. Uterus yang lembek akibat narkosa.
5. Inersia uteri primer dan sekunder.

Obat-obatan yang dipakai untuk pencegahan adalah Oksitosin dan Ergometrin. Caranya, disuntikkan intra muskuler atau intravena (bila diinginkan kerja cepat), setelah anak lahir.

Perdarahan karena Atonia

Bila terjadi perdarahan sebelum plasenta lahir (Retensia plasenta), ibu harus segera minta pertolongan dokter rumah sakit terdekat. Untuk daerah terpencil dimana terdapat bidan, maka bidan dapat melakukan tindakan dengan urutan sebagai berikut:

* Pasang infus.
* Pemberian uterotonika intravena tiga hingga lima unit oksitosina atau ergometrin 0,5 cc hingga 1 cc.
* Kosongkan kandung kemih dan lakukan masase ringan di uterus.
* Keluarkan plasenta dengan perasat Crede, bila gagal, lanjutkan dengan;
* Plasenta manual (seyogyanya di rumah sakit).
* Periksa apakah masih ada plasenta yang tertinggal. Bila masih berdarah;
* Dalam keadaan darurat dapat dilakukan penekanan pada fundus uteri atau kompresi aorta.

Bila perdarahan terjadi setelah plasenta lahir, dapat dilakukan:

* Pemberian uterotonika intravena.
* Kosongkan kandung kemih.
* Menekan uterus-perasat Crede.
* Tahan fundus uteri/(fundus steun) atau kompresi aorta.

Tentu saja, urutan di atas dapat dilakukan jika fasilitas dan kemampuan penolong memungkinkan. Bila tidak, rujuk ke rumah sakit yang mampu melakukan operasi histerektomi, dengan terlebih dahulu memberikan uterotonika intravena serta infus cairan sebagai pertolongan pertama.

Perdarahan karena Robekan Jalan Lahir

Perdarahan pasca persalinan yang terjadi pada kontraksi uterus yang kuat, keras, bisa terjadi akibat adanya robekan jalan lahir (periksa dengan spekulum dan lampu penerangan yang baik-red). Bila sudah dapat dilokalisir dari perdarahannya, jahitlah luka tersebut dengan menggunakan benang katgut dan jarum bulat.

Untuk robekan yang lokasinya dalam atau sulit dijangkau, berilah tampon padat liang senggama/vagina dan segera dirujuk dengan terlebih dahulu memasang infus dan pemberian uterotonika intravena.

Nah, setelah semuanya lewat, sang ibu pun larut dalam kebahagiaan bersama bayinya tercinta.

sumber www.Pdpersi.com oleh dadi resmawan

Senin, 26 Oktober 2009

6 Bulannya Bidadari Kecilku


Hari minggu kemarin, bidadari kecilnya bunda genap berusia 6 bulan. Ga terasa ya sudah 6 bulan shishil berada ditengah-tengah ayah dan bunda, semoga ayah & bunda termasuk orangtua yang mampu merawat anak dengan baik ya sayang. By the way sudah bisa apa ya bidadarinya bunda ini di usia 6 bulan??
- sudah ahli jelajahin kasur sambil guling-gulingan
- sudah ahli masukin apa aja yang dipegang ke mulutnya
- sudah ahli berbicara dengan bahasa bulan atatata.. awawawa..
- sudah kenal banget ma bundanya; bunda tinggal ke dapur aja nangis ;D (kecuali kalo bunda ijin perginya baru ga nangis)
- sudah pintar makannya (bunda kasih mpasi dari 5 bulan)
- sudah ngerti kalo bundanya mo kerja, jadi ga nangis lagi liat bunda pergi sama ayah
- sudah bisa nunjukkin ekspresinya (ketawa girang kalo diajak main, teriak-teriak kalo kesal dicuekin / lg ga mau diajak main sama ayah)
- makin jelas bilang ngeeee (kalo minta nenen)
- sudah kuat kakinya kalo bunda berdiriin (sambil dipegangin tentunya)
- ga takut kalo liat orang banyak (mis. diajak kondangan) malah sibuk tengok kanan kiri
- ramah banget sama oranglain, walaupun blm dikenal kalo diajak bercanda pasti ketawa lebar :D
- sudah bisa duduk sendiri tapi cuma sebentar (kalo kelamaan biasanya nyungsep trus tengkurap dech)
- alhamdulillah belum pernah sakit sekalipun (mudah2an jangan ya sayang)
- yang pastinya sudah tambah berat badannya waktu digendong (alhamdulillah, tapi blm ditimbang nich)

Uhhh.. jadi ga sabar mo kasih makan yang lebih bervariasi untuk shishil, biar tambah ndut ndut ndut, met ulang bulan ya cinta. Sehat selalu, tambah pintar, jadi anak sholehah, berguna untuk orang banyak, amin...

Kamis, 22 Oktober 2009

Breastfeeding father

Tanggal 08 Okt '09 kemarin, ayah ga ngantor setelah 2 hari sebelumnya bunda yang ga ngantor (gantian), karna kita belum nemuin nanny yang pas dihati untuk Bidadari Kecilku (yang sebelumnya sekarang ngajar TK). Huffhhh bunda ga nyangka si ayah nekat juga mo jagain shishil seharian, padahal sebelum2nya kalo bunda panas2in berani ga jagain shishil seharian dirumah; jawabnya ga berani malah mending dititipin ke nanny'nya aja biar ayah bisa istirahat (curang). Ehh ternyata ayah berani juga, salut deh sama ayah yang satu ini (kasih dua jempol ah), akhirnya bunda ngantor juga dengan sedikit deg-degan bisa ga ya si ayah.
Tau ga apa yang terjadi selanjutnya? Si ayah telponnnn muluu tiap jam,, tanya ini,, tanya itu,, hihihi,, bunda sampe ketawa sendiri dikantor. Tapi masih mending begitu sich, daripada sok tau, padahal urus baby kan ga bisa sembarangan. Dah gitu waktu mo ditidurin, shishil'nya ga mau malah asyik mainan sambil nonton tv (malah ayahnya yg ketiduran, ck.. ck..). Tapi bukan shishil namanya kalo rela ditinggal tidur; tangan si ayah ditarik-tarik sambil di kelitikin sampe kaget setengah mati si ayah, pas tau ayahnya bangun baru deh tu baby ketawa2 kayak ngerti usahanya berhasil bangunin ayahnya, hehe.
Untungnya anak bunda ini pengertian kalo hari ini ayahnya yang jaga, makanya ga rewel sama sekali, disuapin langsung masuk, asip pun ok, uhhh tambah cinta deh ma bidadari yang cantik ini. Akhirnya malamnya kita sekeluarga ketempat calon nanny yang baru (referensi dr teman). Setelah ngobrol-ngobrol akhirnya aybun mutusin untuk percayain shishil ke nanny yang baru ini. Mudah-mudahan shishil cocok dan nanny'nya pun sabar jagain shishil.
Moga ayah ga kapok ya jagain shishil, hihihi.. Lov u Dad...

Horreeee.. blog-ku sudah jadi

Horreeee.. jadi juga akhirnya aku buat blog ini, setelah melewati perenungan yang panjang (ragu dan khawatir ga laku seperti blog'nya ibu2 yang lain), akhirnya diputuskan untuk tetap buat blog ini. Tujuanku buat blog ini kan sebagai kenangan untuk Bidadari Kecilku saat ia dewasa kelak. Nah kalo aku tunda2 buatnya, ntar ia keburu besar repot rapelnya, hehe.
Shishil sayang, blog ini bunda buat untuk shishil, untuk shihil baca, agar shishil tau bahwa ayah dan bunda amat sangat sayang sama shishil dan selalu berusaha lakukan yang terbaik untuk shishil. Shishil baca ya nanti..



banner di web

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...