Selasa, 25 Januari 2011

Cerbung : Dasrun (lanjutkan ya...)

Waduh... pagi2 baru nyampe kantor, dapat pesan singkat yang isinya dapat kejutan dari mba Erry Andriyati (Bibi Titi Teliti). Asli beneran terkejut, lha wong dapat tendangan maut, hahaha. Tapi tendangannya itu ga bikin benjol, tapi bikin aku jadi merenung panjaannngggg dan lamaaaaaa sekali. Fiuhhh....

Ya sudahlah diterima saja tendangan mautnya mba Erry yang berupa Cerbung ini *halah kirain tendangan apaan*.

Ohya cerbung ini aslinya dari mba Iyha, jadi bagi yang ingin membaca cerita awalnya, buka disini yah. Dan versi keduanya disini.

Berikut lanjutan cerita menurut versi aku ya... :)

====================================================================================

Jakarta, 25 Januari 2011

Pagi itu saat Madi masih dibuai mimpi, tiba-tiba sebuah tangan kasar membuyarkan mimpinya.

"Bang... Bang Madi bangun bang, dah siang koq masih tidur aja. Ga kedengeran apa dari semalem si Otong nangis aja?" suara Titin; istrinya menambah lebar mata Madi terbuka.

Dilihatnya Otong; anak ketiga mereka yang baru berusia 9 bulan, menangis dalam gendongan sang ibu.

"Kenapa emangnya si Otong?" tanya Madi sambil mengucek-ngucek mata

"Masya Allah bang, berarti Otong nangis dari semalem beneran ga kedengeran ya? Gue aja belum tidur nih dari semalam. Otong dari semalem badannya panas banget, dah dikompres tapi belom turun-turun juga. Mana si Yati keberisikan nangisnya si Otong lagi, jadinya ikut-ikutan ga tidur tuh dia" jawab Titin dengan sedikit emosi.

Berpindah pandangan Madi kepada Yati; anak kedua mereka yang berusia 3 tahun sedang asyik bermain boneka kumalnya sambil duduk dilantai tanah rumah mereka. Tiba-tiba bocah 3 tahun itu bangkit dan menghampiri ibunya.

"Mak.. Yati lapar, katanya Yati boleh makan kalo Bapak udah bangun. Tuh Bapak dah bangun" rengek bocah kecil itu kepada ibunya.

"Tuh Bang, anaknya dah kelaperan" tukas istrinya kepada Madi sambil menidurkan Otong yang kelelahan menangis hingga tertidur dengan sendirinya.

"Yati lapar ya?" tanya Madi kepada anaknya.

"Ga usah ditanya lagi Bang, kan udah denger sendiri kalo anaknya kelaperan" teriak Titin dengan gemas mendengar pertanyaan suaminya.

"Ya udah buruan gih pergi cari duit yang banyak. Soalnya kemarin Mpok Sanah udah ngancam kalo ga lunasin kontrakan yang udah 4 bulan belom dibayar, kita bakalan diusir dari sini. Terus juga si Oman tadi pagi ga mau berangkat sekolah katanya malu diledekin temen-temen sekelasnya gara-gara belom bayar uang kesenian yang cuma sepuluh ribu perak" terang istrinya.

"Tapi Abang musti cari duit sebanyak itu dimana tin, kan lu tau sendiri gerobak mie gue kemarin ketangkep sama Satpol PP pas ada razia kaki lima 2 hari yang lalu" jawab Madi dengan wajah bingung.

"Ya itu sih urusan Abang, mo gimana kek caranya, bukan urusan gue. Lagian siapa suruh jualan di Jalan Panglima Polim itu, udah tau ga boleh jualan disitu, jadinya ya begitu. Pokoknya kalo Abang pulang ga bawa duit, mending ga usah pulang aja sekalian" jawab Titin dengan emosi yang tak bisa tertahan juga akhirnya.

Keluarlah Madi dari rumah dengan wajah tertunduk lesu. Teringat nasib istri dan anak-anak mereka selanjutnya jika dia tidak bisa mendapatkan uang. Akankah ia dan keluarganya tinggal dikolong jembatan, sedangkan saat ini saja kondisi rumah kontrakan mereka jauh dari kata 'layak'. Atap yang bocor jika hujan datang, lantai tanah yang kadang ada binatang keluar dari dalam tanah tersebut.

Teringat pula gerobak mie nya yang terkena razia 2 hari lalu. Gerobak tempat dia dan keluarganya menggantungkan hidup. Gerobak yang tiap hari ia dorong menyusuri jalanan ibukota. Gerobak yang kini berada di kantor polisi.

Ahh... gue harus cari duit kemana lagi coba. Dari 2 hari kemaren aja ga ada satupun tempat yang mau nerima ijasah SMP gue. Tak terasa langkah kakinya membawanya tiba di sebuah halte di depan komplek perkantoran yang bonafid.

Lama Madi duduk disana sambil merenung. Kemudian berdatanganlah orang-orang yang baru keluar dari komplek perkantoran itu. Menanti angkutan kota / metro mini dengan wajah sumringah. Ternyata mereka pulang cepat karna hari itu setelah menerima gaji mereka selama sebulan bekerja.

Satu persatu orang-orang naik ke angkutan yang membawa mereka kerumahnya tanpa ada yang memperhatikan Madi. Dan lama setelah orang-orang itu pergi semua, muncullah seorang pria ikut menunggu metromini dihalte tersebut. Wajah lelahnya menyiratkan kebahagiaan. Tangannya tak henti-hentinya mengelus saku belakang seragam kerjanya, yang kelihatan seperti seragam Cleaning Service karna kotor dan basah dibeberapa tempat.

"Rama, tunggu ayah ya, sebentar lagi ayah tiba dirumah, nanti kita ke Pasar Malam seperti keinginanmu" gumam laki-laki itu pelan tapi sempat terdengar oleh Madi.

Kalo gue ambil duit dikantong belakang laki-laki itu pasti semua keperluan gue bisa gue penuhi. Tiba-tiba muncul ide gila dalam benak Madi. Akal sehatnya sudah tak bisa membantu lagi. Dan ketika laki-laki itu naik ke sebuah metromini setelah memberhentikannya, Madi pun mengikuti.

****

Didalam metromini yang penuh sesak, Madi dapat melihat laki-laki itu yang berdiri tak jauh dari dirinya. Madi pun beranjak mendekati tempat laki-laki itu berdiri walaupun dengan susah payah.

Setalah berdiri persis dibelakang laki-laki itu, Madi pun menolehkan wajahnya ke kanan dan kiri. Ternyata hampir semua penumpang sibuk dengan dirinya sendiri, sibuk menyamankan posisi berdirinya didalam metromini itu.

Dan tak lama... tangan Madi pun merogoh kantong belakang laki-laki itu dengan sangat perlahan. Perlahan sekali... agar tak mengundang curiga siapapun didekatnya, termasuk laki-laki itu.

Tak lama merogoh akhirnya tangannya menyentuh sebuah benda. Pelan-pelan ditariknya benda itu keluar dari kantong. Ternyata itu sebuah amplop berwarna putih. Segera dimasukkan ke dalam kantong celananya sendiri dan beranjak mendekati pintu metromini.

Ketika metromini berhenti dan sang kernet sibuk dengan penumpang yang akan naik dan turun. Secepat kilat Madi turun dan membaur dengan penumpang yang turun, berharap tak ada yang memperhatikan.

****

Berlari Madi sekencang-kencangnya dari tempat itu ketika sang metromini telah beranjak pergi. Hingga tibalah ia di sebuah Musholla kecil. Tampak Marboth Musholla sedang membersihkan lantai Musholla. Segera Madi menuju ke arah yang ditunjukkan sebuah papan kecil bertuliskan 'toilet'. Sempat dilihatnya beberapa anak kecil di dalam Musholla sedang mengobrol sambil membereskan alat tulisnya, rupanya mereka baru saja selesai mengaji.

Di dalam toilet segera dibukanya amplop putih tadi. Ada banyak lembaran berwarna biru. Segera dihitungnya. Sembilan ratus lima puluh ribu rupiah. Cukuplah untuk melunasi kontrakan rumahnya yang sudah 4 bulan tidak dibayar, padahal biaya perbulannya hanya Seratus dua puluh lima ribu rupiah. Cukuplah untuk membawa Otong ke puskesmas. Cukuplah untuk melunasi iuran kesenian Oman. Cukuplah untuk membeli makanan yang enak selama beberapa hari untuk anak istrinya.

Segera Madi mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat Ashar, bersyukur pada Allah karna telah memberinya rizki hari ini. Dan beberapa anak kecil tadi masih ada saat ia memasuki ruangan Musholla dan mengambil sajadah, masih sempat terdengar percakapan anak-anak itu.

"Nanti malam saya mau ke Pasar Malam lho, Ayah sudah janji!" ujar seorang anak.

"Ah, paling nggak jadi lagi, dari minggu kemarin juga ngomongnya begitu terus, bohonglah!" bantah seorang anak sambil memainkan pecinya.

"Si Dodo mah suka sirik aja deh, beneran sekarang mah. Hari ini tanggal 25 kan? Ayah saya pasti sudah gajian, Ayah sudah janji kok, kalau gajian, mau diajak ke Pasar Malam, mau beli pesawat pesawatan!" anak yang pertama kali bicara tak mau kalah.

"Wah, beneran nih Ram? Rama mau dibeliin pesawat-pesawatan? Nanti saya minjem yah!" ujar seorang anak yang dari tadi diam.

"Tenang aja Daus, semua boleh pinjem kok, tapi awas lho, jangan dirusakin yah!" jawab anak yang dipanggil Rama.

Tercekat Madi mendengar nama Rama. Karna nama itu mirip dengan nama yang disebut laki-laki tadi sebelum masuk ke dalam metromini. Apa emang ini anak yang dimaksud atau cuma kebetulan namanya sama aja?

Kembali diletakkan sajadah yang sempat diambilnya ketika melihat anak-anak itu keluar dari Musholla. Segera diikutinya kemana anak-anak itu pergi.

****

Tak jauh dari tempat Madi turun, laki-laki yang dicopet oleh Madi juga segera turun. Tepat ketika sang kernet berteriak,

"Gang Mancur..Gang Mancur.."

==================================================================================

Akhirnya cerita diatas selesai juga menurut versi aku, hehehe. Tapi nyambung ga sih ini sama 2 versi cerita sebelumnya. Semoga nyambung yah...

Kelanjutan cerita ini aku serahkan kepada Elsa tantenya Dija. Semoga mba Elsa yang cantik berkenan menerima lemparan cerbung ini ya.... :)

Jumat, 21 Januari 2011

Favorit Shishil

Berikut adalah hobby dan kesukaan shishil yang bunda rangkum, tapi baru sebatas makanan dan minuman favoritnya shishil aja. Yang lain belum sempat dikumpulkan, hehehe...

# Semangka

Shishil ini hobby banget makan semangka, kalo dilihatnya ada semangka dikulkas, pasti ga mau berhenti makan sampe dia yakin bahwa semangkanya sudah habis. Dan kalo sudah makan semangka, dari ruang depan sampai dapur pasti basah, kena tetesan semangkanya (karna makannya pasti ga bisa diam, jalan kesana kemari, padahal sudah diajarin kalo makan itu duduk).

Scrapbooking at WiddlyTinks.com


# Pisang

Buah yang paling disuka shishil selain semangka adalah pisang dan pepaya *buahnya yang murah meriah, hehe*. Sama seperti semangka, kalo sudah makan pisang, susah untuk di stop. Kalo pepaya sih masih bisa dibatasi.

Photo Albums at WiddlyTinks.com


# Kecap

Ini andalan bunda kalo shishil lagi susah makan, padahal ayah / bunda sudah susah payah masak. Kalo sudah pake kecap, makannya bisa nambah sampe 2 piring loh, dan bisa masuk deh tuh lauk termasuk telor ceplok / dadar (karna shishil agak susah nih makan telor, kenapa ya?). Untuk kecappun bunda pilih yg terbuat dari kedelai hitam karna komposisinya yg alami, ga pake tambahan apapun (kecap yg lain pasti ada kandungan MSGnya). Ga jarang juga kalo bunda beliin nasi uduk utk sarapan, shishil minta ditambahin kecap *pastinya rasanya jadi aneh*. Maaf ga ada fotonya ya, hehehe...

# Teh Manis

Teh manis juga termasuk hobby nya shishil, tiap bunda pulang kerja pasti dia langsung minta bukain kulkas. Karna dia tahu, ayah pasti dah dinginin teh untuk diminum sepulang kerja (karna ayah shishil juga penggemar teh manis) *hehehe kasian deh, ayah yang buat, shishil yang minum*. Kadang kalo aybun lagi ga buat teh, biasanya dia langsung minta teh kotak yang dijual di Alf*mart, ckckckck....

Scrapbooking at WiddlyTinks.com


# Susu Kedelai

Ini dia minuman kesukaan shishil selain teh manis, yaitu susu kedelai. Kesukaan ini bisa dibilang melebihi kesukaannya minum susu UHTnya. Kadang suka ga sabaran, baru juga dibeli langsung minta dibuka, alhasil langsung diminum deh dari plastiknya. Kalo sudah pegang plastik isi susu kedelai, ayah dan bunda berubah jadi pengemis, minta-minta sambil pasang muka memelas. Tapi dijawab dengan bengis oleh shishil 'ngga' sambil buang muka, hahaha. Kalo sudah habis baru deh plastiknya dikasih ke bunda, hiks...

Digital Scrapbooking at WiddlyTinks.com


# Ikan

Shishil ini juga suka dengan segala macam ikan, ga pernah ditolak. Tapi paling makannya ditempat mba esti *karna mba esti yang masakin* :D bundanya belum ahli nih masak menu ikan-ikanan *halah belum ahli, bilang aja ga bisa, hahaha*.

# Bakso

Shishil hobby banget dengan bakso, tiap bunda bilang 'dedek mamam ya pake bakso' lantas dijawab 'iyah' dengan wajah yang sumringah. Alhamdulillah ada tetangga dekat rumah yang jual bakso, tapi bahan2nya alami, ga pake tambahan macam2 spt MSG, di kuah pun ga dipakein MSG. Tapi ya tentu aja harganya lebih mahal dibanding bakso biasa. Tapi bunda bisa tenang kasih shishil bakso, asal ga sering2 aja ya nak, bisa bangrut nih bunda coz mahal boo baksonya. Kalo dah makan pake bakso ini, shishil bisa nambah sampe 2 porsi dan kalo bakso/nasi/mie nya dah habis, maka dengan senang hati kuahnya akan di seruput sampe habis oleh shishil. Bundanya mah ga bakal kebagian deh... :D

Kenapa bunda ga coba buat bakso sendiri utk shishil? Kenapa juga mesti beli? Sudah sering bunda coba buat bakso sendiri, entah itu bakso dari tahu, dari daging sapi, dari daging ayam atau yang lain, tapi ternyata kurang laku sodara-sodara, hikss... Ga tau apa yang ga enak, tapi entah kenapa ayah juga shishil enggan makannya. Akhirnya bunda dan mbah uti yang habisin tuh bakso sepanci kecil, hikss...

# suka bikin ayah bunda nyesel sehabis makan

Ini nih bagian yang paling bikin ayah bunda nyesel tiap habis makan. Loh kenapa? Pasalnya shishil agak aneh kalo disini. Biasanya kan dia itu suka nimbrung tiap aybun makan, tapi ga jarang juga dia nolak kalo aybun ajak makan bareng. Sibuk main apa aja, lari sana sini, sampe naik2 ke kaleng krupuk sambil pegangan TV *bikin aybun sport jantung khawatir TVnya jatuh ngenain shishil*. Aybun pikir kalo dah begini pasti udah kenyang dan ga mau makan, akhirnya aybun teruskan makan. Tapii... saat makanannya hampir habis, tiba2 dia mendekat dan bilang 'mamam mamam... aaa...' huwaaa gimana ga bikin aybun nyesel tuh makanan dah mo habis. Ujunng2nya dia cuma kebagian penghabisan aja deh, kasian juga sih, tapi siapa suruh ga ikut makan dari awal, hehehe...

Scrapbooking at WiddlyTinks.com

Rabu, 19 Januari 2011

Tingkah Shishil

Walaupun belum lancar bicara tapi kadang ada tingkah shishil yang bikin ayah bunda ketawa sampai ngakak. Susah berkata2 ga membuat shishil yang hobby melawak (istilah bunda) kehabisan akal. Entah itu kelucuan atau tingkah menyebalkan yang dihadirkannya dikeseharian ayah dan bunda. Contohnya seperti dibawah ini :

# Kentut

Lagi tidur-tiduran dikamar menjelang tidur
bunda : dek suara kucing gimana ?
shishil : meom (bukan meong tapi meom)
ayah : suara guk guk (baca : anjing) ?
shishil : ukk ukk (baca : guk guk; ga kreatif nih aybun masa nama hewan sama dg suaranya)

tanya macam-macam suara hewan lagi, mulai dari kambing (suarany mbe), cicak (suaranya hap; suara cicak menangkap nyamuk dilagu cicak di dinding), ular (dijawab dengan menjulurkan lidah dan digoyang2), dsb. Tiba-tiba terdengar suara tuuuuttttt (baca : kentut). Hening seketika.

bunda : suara apa tuh dek ?
shishil : tuuutttt (meniru suara kentut)
ayah : siapa yang suka kentut ?
shishil : yayah (sambil nunjuk ayahnya; yang kentut tadi memang ayahnya)
bunda : hahahahaha (sambil berkata dalam hati : emang enak :p)

# Ga bisa disuap

Sudah biasa kalo aybun pulang kerja dan jemput shishil ditempat mba esti, trus mbah uti ikutan ngumpul dirumah, karna kangen sama shishil. Cuma kadang shishil ini pengennya sama ayah bunda aja, maklum ketemunya sore sampai pagi aja. Jadi kadang mbah uti dicuekin dulu, tapi abis itu tetep mau sih main sama mbah uti. Seperti hari itu, shishil minta nenen dan bunda bilang sayang dulu donk. Kemudian bunda pun disayang (baca : dicium) oleh shishil mulai dari pipi kiri kanan, dahi, dagu, hidung, bibir. Ayah yang melihat kejadian itu jadi pengen disayang juga, disayanglah si ayah seperti bunda tadi. Setelah nyayang ayah, mbah uti sudah nunggu giliran disayang juga. Mungkin karna kelamaan ga dikasih nenen juga, shishil jadi agak kesel.

shishil : ngga (saat mbah uti sodorin pipi minta disayang juga)
ayah : (nyuruh mbah uti kasih duit ke shishil; ceritanya nyuap)
shishil : (diambil uangnya tapi tetep ga mau nyayang mbah uti)
ayah : mbah utinya disayang donk dek kan udah dikasih duit
shishil : (berpikir sejenak kemudian buang duitnya ke lantai dengan ekspresi marah)
bunda : loh koq duitnya dibuang dek ?
shishil : ngga (seperti sadar telah ada praktek penyuapan, hehe)

ayah, bunda dan mbah uti hanya bisa geleng2 kepala, koq sudah mengerti ya hubungan antara duit itu dan permintaan untuk nyayang mbah uti.

# Sudah punya keinginan sendiri

Bunda dan shishil lagi tiduran dikasur sambil liat-liat foto di digicam, terutama foto-foto terakhir yang nampilin shishil lagi makan sendiri, entah itu makan nasi, buah (mis. semangka dan pisang), ataupun susu kedelai. Ga lama shishil mulai ribut nunjuk-nunjuk kulkas.

bunda : apa dek ?
shishil : (susah bilang kalo dia mau semangka spt difotonya, tapi tetep nunjuk2 kulkas dan kamera)
bunda : (makin bingung maunya apa) dedek mau apa ?
shishil : ka ka (akhirnya keluar juga kata2nya; maksudnya semangka tp cuma ujung belakangnya aja)
bunda : semangka ?
shishil : he-eh (menganggukkan kepala)
bunda : (tepok jidat; ingat kalo sdh beberapa hari ga beli semangka) ga ada dek semangkanya, kan kita ga beli
shishil : (menunjukkan tanda2 mo nangis)
bunda : yang lain aja deh, semangkanya besok ya
shishil : cucu (baca : susu; nunjuk kameranya lagi)
bunda : susu ultra ya
shishil : ngga (nunjuk kameranya lagi)
bunda : susu kedelai ? (baru nyadar kalo susu yg dimaksud susu kedelai)
shishi : (menggut2 sambil senyum ceria)
bunda : (tepok jidat lagi; masya Allah udah malam begini minta susu kedelai, udah tutup belum ya nci yang jual) bilang ayah sana kalo mo susu kedelai
shishil : cucu cucu (bilang ke ayah)
ayah : susu apa ?
bunda : susu kedelai
ayah : malam-malam gini minta susu kedelai ?

Akhirnya malam itu kita pergi ketempat susu kedelai langganan (khawatir marah karna sebelumnya minta semangka ga diturutin), untung aja masih belum tutup nci yang jual. Padahal sudah lewat dari jam 21.00 loh. Abis minum 1 porsi susu kedelai, shishil langsung sukses tidur sendiri (ga pake nenen lagi) sambil pegangin perut yang kekenyangan karna sebelumnya sudah makan 2 porsi. Ckckckck



# Yayah

Kemarin malam sebelum tidur, bunda dan shishil asyik menggambar di drawing boardnya (tapi bunda terus yang gambar ^_^). Tiap bunda tanya, mo gambar apa dek, pasti dijawab meom (baca : kucing), sampai puluhan kali bunda disuruh gambar kucing, hahaha. Kemudian datanglah ayah yang ikutan nimbrung.

ayah : sini ayah gambarin
bunda : yess (kebetulan dah keabisan ide mo gambar apa)
ayah : (dengan pedenya menggambar)
shishil : (dengan khusyu'nya melihat ayah menggambar)
ayah : gambar apa ini dek ? (sambil nunjukin gambar yang selesai dibuat)
shishil : (bingung dan mengernyitkan dahi)
shishil : yayah yayah (sambil nunjuk ke gambarnya dengan wajah girang karna bisa menjawab pertanyaan ayah)

karna penasaran bunda lihat tuh gambar, dan kemudian ketawa ngakak, melihat gambar di drawing boardnya yang dibilang oleh shishil sebagai 'ayah'. Pantas aja si ayah langsung manyun, salah sendiri kenapa gambar seperti itu ke anak usia 20 bulan. Dan inilah gambar yang dibuat ayah :

Jumat, 14 Januari 2011

Gundah...

Hmm... setelah kemarin posting tentang gembiranya kita karna ayah lulus test CPNS nya, ternyata sekarang posting tentang kesedihan. Jadi ceritanya kemarin itu mbah uti (ibunya ayah) dibawa ke RSU Cengkareng, yang bawa itu om gigih (suami bulek ninik, adiknya mbah akung). Padahal om gigih itu cuma mau nengokin mbah uti yang katanya sakit, tapi setelah dilihat oleh om gigih, akhirnya diputuskan dibawa ke RSU Cengkareng.

Ayah dihubungi mbah akung yang kebetulan lagi ga masuk kerja, akhirnya ayah ijin pulang tapi bunda yang ga bisa ikut karna lagi ngejar deadline kerjaan. Sampai di Rumah Sakit ayah nangis2 liat kondisi ibu, sedangkan mbah akung dan om tithon (adik ayah) hanya nunggu mbah uti diluar ruang IGD (ga ada yang berani masuk). Setelah liat ibu, ayah dipanggil om gigih, dan keluarlah pernyataan itu, "kamu ngapain aja, ibunya sakit koq ya ga dibawa ke Rumah Sakit?" Ayah cuma bisa diam di judge seperti itu.

Alhamdulillah kondisi mbah uti membaik, menurut dokter tekanan gula darahnya naik. Sorenya bisa pulang, ga harus rawat inap. Karna berita mbah uti masuk Rumah Sakit segera menyebar ke keluarga besar mbah akung dan mbah uti. Ga heran jika malamnya banyak sodara yang datang. Ternyata kejadian ga mengenakkan untuk ayah terjadi lagi saat itu.

"Kamu kemana aja nang, ibunya sakit koq diam aja?"

"Kamu ngapain aja sih nang, ibumu sakit tuh koq ga diurusin?"

Dan masih banyak kata2 menyakitkan (menurut ayah dan bunda) yang kami harus terima malam itu. Karna sudah ga tahan lagi, akhirnya kami memutuskan untuk pulang dan ga menemani sodara2 lagi ditempat mbah uti, kami tahu itu ga sopan, tapi kami ga sanggup lagi dengar kata2 menyakitkan seperti itu.

Sungguh bukan kami ga peduli mbah uti sakit yang sudah hampir 3 minggu itu. Bukan kami ga mau tahu sakit apa mbah uti. Malah sebaliknya, mbah uti tiap hari selalu datang kerumah tiap merasa badannya ga enak, ga peduli siang / malam, karna menurut mbah uti obatnya ada dirumah kami, yaitu shishil. Melihat shishil, mendengar celotehan shishil, tingkah polahnya shishil; itu sudah merupakan obat tersendiri untuk mbah uti. Sayangnya mbah uti ke shishil itu ga perlu diragukan lagi. Begitu pun sayangnya mbah uti ke bunda, biarpun bunda itu menantu, tapi ga pernah sekalipun menganggap bunda menantu, sejak awal menikah bunda sudah dianggap anak sendiri, biarpun bukan mbah uti yang melahirkan bunda tapi sayangnya sudah seperti ibu kandung. Ahh jadi kebawa sedih nih tiap ingat gimana sayangnya mbah uti... *berkaca2matanyamenahantangis*

Tiap mbah uti kerumah selalu bunda tanya, apa yang dirasain mbah, mau diapain, dipijitin / dikerikin. Mbah uti selalu bilang ga ada yang dirasain cuma badannya lemes banget dan cuma kadang2 aja mau dipijitin, itupun cuma mau sama ayah dipijitinnya. Berobat ke dokter juga sering banget, dari yang deket rumah sampai pengobatan alternatif yang jauhnya minta ampun dari rumah. Dan tiap kali berobat, tekanan darah ga pernah tinggi, malah cenderung rendah, tekanan gula darahnya juga sama, ga pernah tinggi. Jadi agak aneh juga kenapa tiba2 gula darahnya naik.

Sebagai anak laki-laki tertua di keluarga dan juga yang paling dekat secara jarak dan emosional dengan mbah uti, memang banyak yang berharap ayah bisa jagain mba uti. Sodara kandung ayah yang lain jauh dari mbah uti, seperti mba indra ikut suaminya di cilacap, tithon kuliah dan ngajar di solo. Jadi memang ayah satu2nya yang diharapkan. Tapi kenapa semuanya seenaknya aja menghakimi bahwa kita ga peduli sama mbah uti seperti itu?? Tanpa tahu kejadian yang sebenarnya??

Kita akui, beberapa hari kemarin kita memang sibuk siapin berkas2 untuk proses pemberkasan ayah menuju PNS (smoga berkasnya ga ada yg kurang dan ga ada yg ditolak, aminn). Kita akui mungkin perhatian kita ke mbah uti agak berkurang karna pemberkasan itu, tapi yang kita sesali kenapa semua itu berbalik menyerang kita saat kita sedang mempersiapkan masa depan yang notabene pastinya untuk mbah uti juga. Kita setiap hari main ketempat mbah uti, shishil pun mainnya ke situ terus, karna memang rumahnya bersebelahan. Jadi ya setiap hari kondisi mbah uti pasti terpantau terus oleh kita.

Salah kalo dibilang kita ga peduli, salah kalo dibilang kita ga perhatian sama mbah uti, kalo memang mbah uti merasa kita ga perhatian, pasti mbah uti ga akan mau kerumah kita lagi. Karna mbah uti orangnya sangat sensitif, ga bisa tersinggung sedikit saja perasaannya. Buktinya mbah uti ketempat kita terus, diwaktu sakit apalagi sehat, berarti mbah uti ga merasa kita acuhin kan.

Ayah ingin mbah uti segera resign dari tempatnya kerja saat ini, dan karna tanggung jawabnya akan mbah uti, maka ayah segera nyiapin keranjang kedua untuk menanggung mbah uti ke depannya. Kalo kerjaan saat ini sih hanya cukup untuk kami bertiga (ayah, bunda, shishil), tapi setelah SK ayah keluar nanti insya Allah mbah uti pun sanggup ditanggung. Memang salah kita merahasiakan kelulusan ayah itu dari mbah uti dan yang lain, tapi bukan berarti kita ga peduli kan. Malah kita sedang mempersiapkan untuk masa depan.



Ahh... sudahlah ga ada gunanya menyesal, semua sudah terjadi, ini cuma kegundahan sesaat, semoga mbah uti segera sehat seperti sedia kala. Ga ada lagi penyakit yang menghampiri. Agar mbah uti bisa puas main dengan shishil seharian, aminn...

nb. memang kita masih merahasiakan kelulusan ayah, mau membuat surprise untuk mbah uti, tapi sepertinya salah besar keputusan kita untuk merahasiakan, karna jadi kita yang dipersalahkan atas dropnya kondisi mbah uti kemarin. Akhirnya diputuskan untuk menceritakan semua, semoga menjadi obat untuk mbah uti...

Selasa, 11 Januari 2011

Kesabaran yang membuahkan hasil

"Bagaimana hasilnya pak?" tanya sang istri dengan sangat antusias.

"Maaf ya bu, bapak ga jadi kasih kado kelulusan di hari ulangtahun ibu." jawab sang suami lemah.

"Maksud bapak ga lulus testnya?" berondong sang istri yang penasaran.

"Ibu lihat sendiri aja deh di web, nih username dan passwordnya" jawab sang suami.

Bergegas sang istri ke warnet didepan rumah untuk membuka web yang dimaksud suaminya. Dicarilah nama sang suami, Andriyanto dikolom pencarian. Tak lama hasilnya pun keluar, tertulis dihasilnya sebagai 'Peserta Cadangan Test CPNS Pemda Jawa Tengah'.

Walau tak dipungkiri ada kecewa dihati, tapi sebagai istri yang baik, dia tetap berusaha menghibur suaminya dengan segala cara.

"Tak apa-apalah jadi cadangan pak, banyak juga kan teman-teman bapak yang tidak lulus. Berarti masih ada kemungkinan diangkat toh pak, jika dari peserta yang lulus itu ada yang mundur" hibur sang istri.

"Tetap saja bu, niat bapak untuk kasih kejutan untuk ibu gagal sudah" jawab sang suami sambil menarik nafas panjang.

"Ya sudah pak, kita tunggu saja keputusan berikutnya. Kalau memang rizki kita, pasti tidak akan kemana. Allah kan sudah mengatur rizki tiap hamba-Nya" jawab sang istri sambil tersenyum.

**

Satu bulan, dua bulan, tiga bulan berlalu. Keputusan yang ditunggu tak kunjung datang. Hasil test tetap dinyatakan sebagai Peserta Cadangan. Suami istri itu sudah pasrah pada hasil apapun nantinya dan bertekad melanjutkan hidup mereka seperti biasa. Hingga suatu hari, masuk sms ke ponsel sang suami yang berbunyi, "Hasil test CPNS sudah keluar. Mohon cek email dan status anda di web. Terima kasih".

Andriyanto yang khawatir kalau itu adalah bentuk penipuan, tak begitu menanggapi sms itu walau sebetulnya penasaran juga. Ah tapi tak ada salahnya kuperiksa, toh aku tak mengeluarkan biaya apapun. Akhirnya berangkat juga dia ke warnet depan rumah.

Setelah klik sana klik sini. Terpanalah mata Andriyanto menatap layar monitor didepannya. Sampai dipanggilnya Anton, sang penjaga warnet, untuk memastikan kalau-kalau matanya salah membaca.

"Bener mas Andri, itu kan nama mas Andriyanto disitu, wah selamat ya mas" ujar Anton.

Bergegas Andriyanto pulang untuk sholat zuhur dan sujud syukur ke hadirat Illahi. Tak sabar rasanya membagi kabar gembira itu pada sang istri.

"Bu aku punya resep baru untuk anak kita, coba dilihat deh dibuku kumpulan menu" ujar sang suami saat istrinya baru pulang dari kantor.

"Ohya.. resep apa pak?" tanya sang istri.

"Ada deh... sana cepat dilihat, istimewa deh pokoknya".

Saat sang istri membuka buku kumpulan resep milik mereka, matanya tiba-tiba menjadi berkaca-kaca.

"Apa ini pak?" tanya sang istri yang masih tidak percaya jika yang dimaksud sang suami dibuku resep itu adalah surat keputusan dari Pemda Jawa Tengah.

"Itu jawaban Allah atas doa-doa kita bu, ada beberapa orang yang awalnya lulus ternyata tidak melakukan pemberkasan hingga batas waktu yang ditentukan. Akhirnya peserta yang cadangan yang naik, alhamdulillah bu ternyata peringkatku lumayan tinggi, jadi masuk kategori yang naik menggantikan mereka" jawab sang suami masih dengan terharunya.

"Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, ternyata kesabaran kita dibalas dengan manis oleh Allah ya pak. Semoga bapak pun dalam masa pemberkasan itu dimudahkan lagi oleh Allah ya pak"

"Aminnn... insya Allah ya bu..." jawab sang suami dengan tersenyum manis.

***

Hikmah :
1. Allah tidak akan menyia-nyiakan kesabaran dan kerja keras hamba-Nya
2. Hidup, mati, jodoh dan rizki sudah diatur dengan sempurna oleh Allah, tinggal bagaimana manusia itu sendiri menjalani hidupnya.
3. Hindari berburuk sangka pada Allah, jika yang kita dapatkan tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Karna Allah lebih mengetahui apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya.



Artikel ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan Cermin Berhikmah di BlogCamp.

nb : diambil dari kisah nyata penulis dengan penggantian di nama propinsi :)

Senin, 10 Januari 2011

Sup Macaroni Bola Tahu

Hari minggu kemarin bunda buat 'Sup Macaroni Bola Tahu' untuk shishil. Alhamdulillah shishil suka, malah waktu supnya belum matang pun dia sudah ribut bilang 'mamam.. mamam..'. Sayangnya bola tahunya cuma sedikit aja yang dimakannya, padahal menurut aybun bola tahu itu yang paling enak, hahaha... Ini dia penampakan sup macaroni bola tahunya berikut makhluk yang udah ga sabar mo makan padahal supnya mo difoto dulu sama bunda, hihi.

Digital Scrapbooking at WiddlyTinks.com


Ini dia resep sup macaroni bola tahunya :

BAHAN:
50 gram makaroni, cuci
1 buah tahu takwa (300 gram), haluskan
1 butir telur
1 batang wortel potong panjang
2 siung bawang putih, haluskan
1/4 sendok teh merica bubuk
1/2 sendok teh garam
1 tangkai daun seledri, potong
Minyak untuk menggoreng

KUAH:
1 liter air
3 siung bawang putih, haluskan
1 sendok teh kaldu bubuk rasa ayam
1/4 sendok teh merica bubuk
1 sendok teh garam
1/2 sendok teh gula pasir

CARA MEMBUAT:
1. Bola tahu: campur tahu bersama bawang putih halus, telur, merica, dan garam, aduk rata. Buat bulatan sebesar kelereng, sisihkan.
2. Panaskan minyak, goreng tahu hingga kekuningan, angkat, tiriskan.
3. Rebus air, masukkan wortel, bawang putih, kaldu bubuk, merica, gula pasir, dan garam, masak hingga mendidih. Tambahkan makaroni, terakhir masukkan bola tahu, angkat.
4. Sajikan selagi panas dan taburi daun seledri.

nb. Kalo ga mau pake kaldu bubuk, bisa ganti dengan kaldu ayam asli, pasti rasanya lebih enak. Kalo kemarin bunda lagi coba kaldu non MSG yang baru dibeli, hehehe. Harusnya sup ini ditambah sayuran yang lain, seperti brokoli / buncis, tapi berhubung stock sayuran dikulkas sudah habis, jadi seadanya aja :)

Kegiatan Shishil

Duhh ternyata dah seminggu lebih ga update blog ini, jadi malu sempat ditegur mba iyha nih, hehehe. Selain kerjaan yang semakin padat, juga sedang kejar target untuk bulan ini, jadi ya gitu deh, blognya lupa diisi deh, padahal banyak banget yang pengen diceritain. Yo wis satu persatu dulu deh di update.

Ini shishil yang lagi gemar sekali menggambar di drawing boardnya, walaupun masih abstrak bentuknya, hehehe. Tiap liat drawing board ini langsung deh diminta sambil bilang 'abal.. abal' (menggambar maksudnya), makanya tiap hari alat ini selalu mondar mandir aja dari rumah ke tempat mba esti, trus sorenya balik kerumah lagi. Sambil menggambar kadang mulutnya shishil berkicau 'A.. B.. E..', maksudnya sedang menulis huruf A, lalu B trus loncat ke E, baru 3 huruf itu yang bisa dilafal shishil dengan fasih. Kadang juga bilang 'atu.. uwa.. atu..', maksudnya angka 1, lalu 2 dan balik lagi ke 1 (karna bisanya memang baru angka 1 dan 2 hehe).

Photo Albums at WiddlyTinks.com


Ga jarang juga bunda / ayah yang disuruh menggambar, tapi ya dasar aybunnya ga punya bakat gambar jadi ya seadanya aja, hehehe. Paling kupu2, bunga, mobil, rumah, ayam, bebek, bintang, dan bulan yang digambar dengan sangat standar sekali tapi disambut tepuk tangan meriah oleh shishil, hahaha... Wah PR nih kayaknya buat aybun.

Kalo yang ini kegiatan shishil yang lain selain menggambar, yaitu membaca. Kadang saat bunda tengah membacakan cerita, tuh buku langsung deh direbut oleh shishil dan bergaya membaca sendiri dengan bahasa yang hanya dimengerti oleh shishil sendiri. Tapi ga jarang juga tuh buku menjadi korban karna shishil terlalu keras membalik halamannya, makanya sengaja bunda cari buku yang lembar halamannya terbuat dari karton tebal biar ga cepat rusak. Dan sampai sekarang buku itu menjadi buku yang paling disukai shishil karna banyak gambar binatangnya, apalagi ada gambar kucing (hewan yang paling dihapalnya karna tiap hari liat disekitar rumah).

Photo Albums at WiddlyTinks.com


Tiap buka buku, pasti diperagain bagaimana suara tiap hewan itu (tentunya dengan semaunya, kecuali beberapa hewan yang sudah dihapalnya). Buku ini juga tiap hari mondar mandir antara rumah dan rumah mba esti. Diatas ada gambar koleksi buku-buku princess islami terbitan Dari Mizan, ada buku cerita Mio, ada dongeng Cicak Yang Nakal.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...