Tanggal 23 April '09, kamis malam pukul 01.00 dini hari, saat lagi nyenyaknya tidur, bunda dikagetkan oleh cairan yang keluar dari jalan lahir si kecil, jumlahnya pun banyak sekali. Langsung bunda lari ke kamar mandi, ternyata yang keluar itu darah, setelah itu langsung deh perut bunda mules banget. Kata ayah besok kita periksa lagi ke Puskesmas Pembina Kembangan (tanggal perkiraan 30 April waktu terakhir USG). Paginya setelah diperiksa, ternyata sudah pembukaan 2, otomatis bunda sudah ga boleh pulang lagi, apalagi rumahnya jauh, akhirnya ayah pulang sendiri untuk ambil baju, perlengkapan yang lain (sudah disiapkan jauh-jauh hari) plus jemput ibu (mertua) (untuk temani bunda).
Di Puskesmas yang sudah seperti Rumah Sakit itu bunda ditempatin dikamar VIP (ada ac, kulkas, toilet, sofa, gratis pula), dikamar bunda cuma bisa jalan-jalan sambil dengerin MP4 untuk ngurangin tegangnya bunda (saking tegangnya tensi bunda sampai naik waktu diperiksa). Bunda kabarin mbah kung & mbah uti cikupa, siapa tahu bisa datang, ternyata masih nanti malam datangnya, ya sudah harapan bunda cuma ibu (mertua). Setelah 1 jam menunggu ibu datang dengan wajah tegang yang langsung bunda sambut dengan senyum (sambil nahan sakit), ayah langsung naik ke lantai 3 untuk kerja. Jam 12 siang bunda di periksa lagi, ternyata sudah pembukaan 4, kata bidan selaputnya tipis kemungkinan lahirnya mudah (bunda cuma bisa bilang amin), tambah semangat bunda jalan-jalan keliling ruang bersalinnya.
Entah kenapa bunda ga ada keinginan sama sekali untuk makan, bahkan kalau dipaksa pun makanannya keluar lagi, lemas banget rasanya tapi bunda masih mau jalan-jalan biar si kecil cepat lahir. Jam 4 sore bunda diperiksa lagi ternyata masih pembukaan 4, bidan saranin di infus untuk mempercepat pembukaan, tapi entah kenapa pembuluh darahnya susah diraba sampai ditusuk beberapa kali pergelangan tangan bunda (sakiiit). Tapi karena bunda jalan-jalan setelah infus dipasang (harusnya berbaring aja), darah bunda berbalik mengalir ke selang infus, wah paniklah bunda dan ibu. Akhirnya bunda di omelin bidan dan disuruh berbaring dikamar.
Maghrib pun tiba, tenaga bunda makin habis (karna belum makan sama sekali dari pagi), mulesnya pun makin ga bisa ditahan walaupun sudah di usap-usap depan dan belakang, tangan bunda juga bengkak karna infus tidak mengalir. Akhirnya bunda di masukkan lagi ke ruang bersalin untuk buka infus sekalian pemeriksaan dalam lagi, tapi karna baru pembukaan 5 akhirnya boleh ke kamar lagi. Pembukaan 6 terjadi jam 8 malam, itu pun bunda sudah nggak boleh kemana-mana lagi, ugh makin ga tahan; sakit, mules, mual, plus ngantuk.
Bunda cuma bisa beristighfar, bertakbir, bertahmid yang banyak biar Allah meringankan sakit ini. Ayah sampai ga tega liat bunda, akhirnya bilang, "ayah ngajiin ya bun?" Bunda cuma bisa mengiyakan, walaupun geli dalam hati, kayak bunda sudah meninggal aja, tapi.. ajaib deh dengar tilawah ayah serasa hilang rasa sakitnya (walaupun masih terasa) plus berjuta-juta kehangatan mengalir lembut ke hati bunda.
Jam 10,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar