Selasa, 08 Februari 2011
Umi : Ketegaran Seorang Ibu dan Kekasih
Pengen ikutan kontes Sosok itu di blognya Bang Aswi nih. Tertarik banget dengan artikel bang aswi yang menceritakan tentang istrinya (umi) yang begitu tegar menjalani perannya sebagai ibu dan kekasih (pasangan jiwa).
Menurut pendapat aku, demikianlah adanya seorang wanita jika telah berkeluarga. Yang bagaimanapun kondisi dan keadaannya pasti lebih mengutamakan keluarga dan anak-anaknya, serta tak jarang mengesampingkan keinginan pribadinya dan seringkali keinginan itu harus dikubur rapat-rapat dalam hati kemudian dilupakan. Aku melihat hal itu pertama kali dalam sosok ibuku.
Ibu yang begitu setia dan berbakti pada ayahku, senantiasa mengutamakan ayahku diatas apapun termasuk kami anak-anaknya. Dalam hal makanan, pakaian dan kebutuhan-kebutuhan dasar yang lain. Jika kebutuhan ayah sudah terpenuhi, baru ibu akan mengutamakan kami, anak-anaknya. Hal itu berlangsung sejak beliau membuka mata (bangun tidur) hingga menutup mata (tidur malam) kembali. Seakan tak ada lelahnya, seakan tak ada jenuhnya. Dua puluh empat jam dalam sehari, tujuh hari dalam seminggu, tiga puluh hari dalam sebulan. Seluruh waktu beliau habis untuk suami dan anak-anaknya.
Jika kondisi ekonomi kami sedang buruk, seringkali kulihat ibu makan hanya dengan garam ataupun kecap, sementara untuk suami dan anak-anaknya tetap tersedia makanan yang bergizi. Tak jarang pula kulihat ibu memakai daster yang telah lusuh dan sedikit tambalan ditepi-tepinya, sementara untuk keluarganya tercinta disediakan pakaian yang terbaik (bersih, bagus dan wangi). Begitu pun dengan sandal jepitnya, dompet uangnya, ataupun benda-benda lain yang dimiliki ibu; semua sangat sederhana.
Kadangkala aku kesal dengan ibuku, kenapa sih ibu melakukan itu semua. Setelah kondisi ekonomi membaik pun ibu tak kunjung membuang semua barang-barang usangnya, dengan alasan 'sayang kalo dibuang... masih bisa dipakai'. Padahal aku tahu bahwa jauh dilubuk hatinya ibupun memiliki keinginan, yang lebih sering untuk disimpan sendiri dan tak jarang berusaha untuk dilupakan. Sayangnya ayahku bukan tipe suami romantis yang suka memberi kejutan, hingga kadang aku merasa kasihan dengan ibu, ketulusan cintanya seolah tak berbalas. Atau aku yang kurang peka, hingga tak merasa cinta ayah untuk ibu?
Waktu berlalu dan kini giliran diriku yang berada di posisi ibu. Baru aku merasakan apa yang dulu dirasakan ibuku; perasaan cinta yang meluap-luap kepada keluarga kecilku dan perasaan ingin memberikan yang terbaik yang aku punya. Seringkali aku menahan keinginanku sendiri terhadap sesuatu hal, demi memberikan yang terbaik untuk keluarga kecilku. Dan seperti umi (istri bang aswi); aku pun masih mengekang keinginan terbesarku untuk melanjutkan pendidikanku, karna tak tega meninggalkan putri kecilku yang 5 hari dalam seminggu sudah kutinggal ke kantor dan ingin memberikan seluruh waktuku saat libur kerja untuknya. Semoga suatu saat nanti masih ada waktu untukku melanjutkan pendidikanku :)
Tak jarang pula aku menahan kantuk yang telah menyerangku sejak azan isya tadi demi untuk menemani suamiku tercinta mengobrol dan berdiskusi hingga larut malam. Tak jarang pula aku memaksakan diri memasak makanan yang aku sendiri kurang suka tapi ternyata suamiku amat menyukainya. Dan masih banyak lagi kenikmatan membahagiakan keluarga kecilku yang tak bisa aku sebutkan disini.
Tapi aku yakin semua itu takkan ada yang sia-sia, karna semua yang telah diciptakan dan digariskan-Nya tak ada yang sia-sia. Aku yakin suami dan putri kecilku pun merasakan betapa besarnya kecintaanku pada mereka. Karna itu mereka pun selalu berusaha menyenangkanku dimanapun aku berada. Mereka membuat hidupku sempurna dan indah layaknya di Syurga.
Akhir kata aku hanya ingin menjadi wanita yang shaliha; yang sejuk saat dipandang, yang menyenangkan saat diajak berbicara dan menjaga dirinya saat jauh dari suaminya. Karna aku ingin seperti sosok itu yang menjadi kekasih dan ibu yang terbaik untuk keluarga kecilnya :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
18 komentar:
Wahh keren nech postingannya.....smoga menang yach kontesnya.....
isinya dalem bangetya bun. good luck ya
Keren...,
Allah pasti mendengarkan doa anda.
n.n
Hatur nuhun atas partisipasinya ya, Bun. Sudah saya catat ^_^
tulisan ini bikin saya manyun tengah malam buta...wkakakakkaka...
*merenung...
hiks jadi inget mama ku .. :'(
Pengorbanan seorang wanita sebagai istri dan ibu. :)
duh, jadi inget sama ibuku.....hiks......
pengorbanan seorang ibu , memang tak ada batasnya demi anak2nya .
Allah swt pasti mendengarkan doamu bunshil ,amin
titip peluk sayang bunda utk Shishil cantik.......
Semoga beruntung di kontes Bang Alwi ini ya Bunshil
salam
tulisan ini membawa ingatanku pada sosok yang begitu sabar, tegar, tabah dan ikhlas menjalani ujian. Dia ibu dari putri tunggalku, kekasih ku. Semoga Allah memberinya semua yang terbaik di sisi Nya, bersama keridhoan dan keikhlasanku menjalani sebelas tahun bersamanya. Amin.
keren bener dech postingannya..mantab dech
amiin jadi kangen sm ibu di rumah ^^
Subhanallah...ukhti....
indah jadi terharuu... :')
nanti kalau indah udah jadi seroang ibu mungkin akan lebih ngerasain lagi.. :')
Sem0ga menang ya
melanjutkan pendidikan...aku jg pengin bun...
bekerja sambil ngurus rumahtangga memang perlu ketahanan tersendiri ya bun,,,(spiritual, motivasi, vitamin...)harus bisa seimbang, agar tak melupakan yang satu demi yg lain...
Dulu mamaku juga gitu mba,,anak2nya disuru makan dulu,,,makanan yg enak2 kalo mama yg penting makan pake sambal dan ikan asin udah enak,,,hiks...
semoga tetep semangat menjalani hari2 dg keluarga ya mba
Tulisan ini bikin saya jadi terus bertanya, mampukah saya bila kelak mendapat amanah tuk menjalani hidup sebagai anak, istri, dan ibu...
_salam kenal mba' :) _
Saya tersenyum memperhatikan Foto Terakhir itu ...
tersenyum bahagia ...
rasa bahagia yang disadari atau tidak telah ditransfer melalui foto tersenyum keluarga kecil bahagia ini
Salam saya Bunda Shishil
Waaaahhh tulisannya bagus banget Mba. Semoga kita bisa menjadi istri dan ibu yang luar biasa untuk keluarga kita yah Bun
Oya, semoga sukses di kontesnya Bang Aswoi. gw belom bikin neh :-(
amiiiiiiiiiiiiin amiiiiiiiiiin
semoga menjadi sosok ibu, istri, kekasih yang sempurna ya Mbak
Posting Komentar