Jumat, 13 November 2009

Renungan di pagi hari

Tadi pagi pas mau berangkat kerja, bunda ketemu sama dina (beda sebulan sama shishil) yang lagi disuapin sama ibunya (belum tahu nama ibunya). Ibunya cerita kalo dina makannya lama banget, dah 1 jam lebih belum selesai padahal sambil diajak jalan-jalan (biasanya anak-anak lebih suka makan sambil diajak jalan-jalan). Makannya bubur beras merah tapi bukan homemade (instan) dan bunda mencium aroma penyedap makanan dari buburnya dina. Tapi anehnya, ibunya dina masih sempat mencela shishil karna makanannya masih diblender, katanya jangan begitu nanti dia ga mau makan yang kasar, dina aja buburnya sudah yang kasar begini. Waktu bunda liat, buburnya dina memang kasar banget (keliatan wujud asli berasnya). Bunda saat itu cuma bisa senyum sambil berkata dalam hati, kalau pengenalan makanan pada bayi itu harus bertahap ga bisa sekaligus (sekarang shishil masih diblender, nanti baru bunda saring, terus sedikit di kasarin teksturnya, terakhir yang kasar sekali).

Bunda jadi ingat dina itu sudah dikasih makan (pisang / bubur instan beras merah kayak diatas tadi) sejak umur 2 bulan. Makanya mbah kung prepedan pernah membandingkan dina dengan shishil, katanya dina badannya keras (iyalah lawong dikasih makan, beda dengan shishil yang cuma ASI). Saat itu bunda cuma bisa diam sambil berjanji dalam hati kalau hal itu akan berubah setelah shishil dapat mpasi nanti (karna dari yang pernah bunda baca di milis katanya bayi ASI akan mengejar ketertinggalannya sesudah dapat mpasi).

Alhamdulillah janji bunda itu terpenuhi saat ini. Setelah shishil dikasih mpasi, berat badannya langsung naik, pelan tapi pasti. Pipinya aja makin keliatan chubby, paha & betisnya kencang banget kalo dipegang, juga makin keliatan tinggi (lebih tinggi dari bayi seusianya) (tapi bunda blm sempat timbang berat badannya, yang pasti lebih dari 7,3 kg). Bunda juga bersyukur karna shishil makannya ga susah, apa aja yang bunda masak selalu dihabiskan, juga ga harus dibawa jalan-jalan (yang ini bunda ga setuju karna makanannya bisa kena debu & kotoran yang lain). Pokoknya bunda bersyukur banget, karna bunda bisa buktikan kalo bunda pun bisa rawat shishil dengan cara yang lebih baik (menurut bunda).

Dari sebelum shishil lahir, sudah bunda niatkan untuk kasih ASI (walaupun ga exclusive krn sempat kena sufor waktu ASI bunda blm keluar). Tapi setelah ASI bunda keluar, sampai sekarang terus bunda usahakan shishil tetap mimik ASI (entah asip / langsung). Dikantor bunda perah ASI 3x (hasilnya 250-300ml), dirumah bunda perah lagi (paling cuma dapat 50ml) tengah malam atau pagi sebelum berangkat bunda perah lagi. Tapi tetap aja kurang mencukupi kebutuhan mimiknya shishil (jadi kadang kena sufor 60ml), kalo sudah begitu bunda menyesal banget terus nangis deh.

Tapi bunda tetap bertekad shishil harus lebih banyak mimik ASInya daripada sufornya, alhamdulillah pelan-pelan kuantitas ASInya bertambah. Walau kadang banyak banget kendalanya, mulai dari listrik yang sering mati, tempat memerah yang kadang ga boleh dipakai, waktu memerah yang sempit, ASIP yang basi (pengasuh pertama shishil salah waktu menghangatkannya), seringnya bunda ga masuk kerja kalau stock ASIPnya kurang mencukupi kebutuhan shishil, sampai ayah yang kadang juga kurang mendukung.Sedih deh bunda kalo ingat saat itu, tapi alhamdulillah semua masih bisa bunda lalui sampai saat ini. Alhamdulillah juga shishil sekarang sudah full ASI lagi (karna kekurangannya ditutup mpasi).

Bunda hanya bisa berharap, perjuangan bunda ini dibalas dengan kecintaan yang besar dari shishil kelak. Semoga dengan membaca tulisan ini shishil jadi tahu, kalo bunda sangat menyayanginya, bunda ga rela pencernaan shishil rusak karna sufor. Bunda ingin shishil sehat selalu, makanya bunda bela-belain bawa peralatan perah ASI tiap hari ke kantor. Juga karna bunda ingin shishil sehat, makanya bunda lebih mendahulukan masak mpasi untuk shishil daripada sarapan untuk ayah dan bunda. Bunda juga ingin shishil tahu kalau dalam tiap tetes ASI (baik yang diperah / diminum langsung) ada kasih sayang tulus bunda untuk shishil. Luv u so much my baby girl. Sehat selalu bidadari kecilku.

Tidak ada komentar:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...